"RINDU"
Alhamdulillah,semua
pesanan sudah aku selesaikan dengan tuntas malam ini.Mataku sudah tak
bisa di ajak kompromi lagi,merah ba' cahaya sunset (memangnya cahaya
sunset warnanya merah ya,,?).Akupun langsung melempar badan yang
tinggal tulang seperti kata-kata orang terdekatku ke kasur yang
lumayan masih empuk yang berukuran 1 x 2 Meter.Aku memang lumayan
tinggi,tapi tak berisi.Padahal aku punya cita-cita jadi pramugari
sejak SD.Itu karena dulu orang-orang menilai bodyku bagus cocok jadi
POLWAN,KWAT,PRAMUGARI,,dan masih banyak lagi profesi yang membuatku
berhayal dan bingung mau jadi apa jika sudah besar nanti.Akhirnya aku
menemukan titik terang bahwa jika aku sudah besar nanti aku ingin
menjadi pramugari,alasannya supaya aku bisa terbang keliling
dunia,aku ingin mengantar Bunda ke mekkah.Namun cita-cita jadi
pramugari dengan sekejap langsung pudar dalam hatiku.Dengan sangat
kecewa aku yang baru lulus SMA harusnya langsung masuk Perguruan
Tinggi akhirnya tertunda.Entah penyakit apa yang merasuk hadir dalam
tubuhku,rasanya sakit sekali.Hampir tiga bulan aku tidak bisa bangun
dari tempat tidurku,aku kaku,tak bisa bergerak,apakah aku
lumpuh,apakah selamanya aku akan seperti ini,oh tuhan,,cobaan apa
ini,,?.
Bundaku
sayang,sungguh malang nasibnya.Ketika sedang mengandungku baru empat
bulan,ayah pergi merantau,namun hingga saat ini beliau tidak kunjung
kembali.Dengan sabarnya mangasuh aku dan kakakku seorang
diri.Sedangkan kakak laki-lakiku satu-satunya,meski dia bukan kakak
kandungku tapi dia lebih dari seorang kakak kandung bagiku.Dialah
pengganti sosok ayah dalam hidupku.Kak Danu,,yahh,,namanya Danu,kini
dia menjadi seorang prajurit TNI AD.Dan kini dia bertugas di wilayah
kalimantan.Meski jarak kami terpisah jauh namun selalu dekat di
hati,(kayak lagu aja,,).Dia tidak pernah melupakan aku dan Bunda.Tiap
setahun sekali Kak Danu pulang membawa anak istrinya.Sungguh indah
saat-saat berbuka puasa bersama Kak Danu,aku dan Bunda serta
keponakan yang lucu dan kakak iparku yang cantik.Saat Kak Danu dan
keluarga kecilnya harus kembali ke kalimantan,gubuk kecil kami
rasanya ramai,aman,nyaman,tentram,emm apalagi ya,,emmm oh iya
sejahtera dan sentosa.Tapi saat Kak Danu kembali pergi untuk
menjalankan tugas negara,gubuk kami terasa sangat sepi.Sedih rasanya
jika Kak Danu pergi.karena kami bertemu sekali setahun.Semoga tahun
depan dan tahun depan lagi kita bisa bertemu dan berkumpul lagi.
Sungguh
sayang,karena tiga bulan berbaring lemah menyebabkanku untuk
melanjutkan sekolah tahun depan.Tapi alhamdulillah sebulan kemudian
aku sehat seperti sedia kala.Kini Saatnya aku membantu bunda mencari
uang.Tapi aku harus kerja apa,siapa yang mau memperkerjakanku.Badanku
yang baru sembuh terlihat pucat kurus tak bertenaga.aku berfikir
panjang dan mencari ide.Bukankah ibu pandai menjahit,aku juga pandai
menggambar atau mendesain.Aku teringat Kak Danu.setiap bulan kak danu
kirim uang untuk biaya sekolah dan biaya hidupku dan Bunda,bagaimana
jika uang itu aku sisihkan sedikit untuk membeli mesin jahit bekas
untuk bunda,lalu aku minta bunda mengajariku menjahit.Selama sebulan
belajar menjahit,alhamdulillah akupun sudah mahir.Aku tidak mau hanya
mahir menjahit,aku ingin mahir membordir juga.Tapi sayang Bunda tidak
berbakat membordir.Kiriman uang kak danu bulan ini aku gunakan untuk
kursus bordir.Alhamdulillah akupun sudah mahir hanya waktu dua
bulan.sebulan kemudian aku gunakan uang kiriman kak danu untuk
membeli mesin obras dan mesin jahit yang lebih bagus supaya hasil
bordiranpun juga bagus.Pagi buta papan bertuliskan "BUNDA
TAILOR" sudah terpampang di depan rumahku.Dua hingga tiga hari
belum ada pelanggan yang mau menjahit ataupun memesan jahitan.Aku
manggunakan waktu luang untuk menggambar (mendesain) baju dari jenis
kebaya,daster untuk ibu hamil,kaos oblong,piama,gaun ulang tahun
untuk anak-anak,sampai gaun pengantin.Sekarang aku sudah punya gambar
dan polanya.Jadi aku tinggal membeli bakal kain yang sesuai jenis
pakaian yang akan aku buat.
Hari
keempat papan "BUNDA TAILOR" terpampang akhirnya ada yang
mengetuk pintu saat baru saja aku selesai sholat
shubuh,"permisi",Terdengar suara dari balik
pintu.Cepat-cepat aku bangun dari posisi duduk yang baru saja selesai
berd'oa kemudian membuka pintu.Ternyata Bu Cristiyani,datang membawa
celana berwarna merah sepertinya untuk di jahit."Ada apa ya
Bu,ada yang bisa saya bantu?",sapaku."Oh ini celana
sekolahnya viktor resletingnya rusak nanti mau di pakai
sekolah,tolong resletingnya diganti ya,,!"."Iya Bu,lima
menit jadi silakan Ibu duduk dulu".Alhamdulillah akhirnya aku
menerima pasyen pertamakalinya.Dengan girang aku menghampiri
bunda,"bunda,,aku dapat uang ongkos jahit"sambil
menunjukkan selembar lima ribuan di depan bunda,"hanya jahit
resleting kenapa kamu minta lima ribu,,itu kebanyakan,lagi pula
resletingnya bu cristiyani bawa sendiri,,!"ucap bunda,aku
jawab,"Iya bunda,aku tau,tapi Bu cristiyani yang ngasi
duluan,malah bu Cristiyani bilang ambil saja kembaliannya"."Oooh
ya sudah kalo begitu".
Cepat-cepat
aku mengambil buku untuk mencatat pendapatan hari ini.Nanti kalau
sudah punya komputer baru aku tulis di komputer.Aku akan hitung
berapa pemasukan selama satu bulan ini.Semoga saja bisa beli komputer
bila perlu laptop.Jika sekarang aku membuat novel hanya menggunakan
kertas dan polpen maka nanti aku akan menggunakan laptop, jadi
novel-novelku akan tersusun rapi.
Dengan
perlahan usaha kecil ini semakin hidup dan maju,semakin banyak
pasyen,semakin banyak pesanan.Terutama pemesanan kebaya bagi pasyen
yang beragama hindu.Kebetulan di gubuk kecil di mana aku tinggal kini
letaknya cukup strategis,dekat dengan perumahan elit di pinggir
kota.Penduduknya pun beragam agama,terutama agama hindu kemudian
keristen,islam pun tak kalah banyaknya.Jika kebaya di pesan oleh
orang hindu maka orang keristen memesan gaun pengantin.Aku lebih suka
menjahit daster soalnya simpel,gampang,dan cepat selesainya.Dalam
satu minggu hampir dua puluh pesanan yang aku terima.Subhanallah
banyak sekali,dan alhamdulillah semua pesanan selesai sesuai janji
dan tepat waktu.Tapi aku bersyukur karena ternyata pasyen benar-benar
merasa puas dengan hasil kerjaku.Gak kebayang dua puluh pesanan
dalam satu minggu aku dan bunda bisa atasi berdua.Alhamdulillah ini
semua berkat bantuan allah swt.Mungkin hoby membuat cerpen ataupun
novel harus aku tunda dulu untuk saat-saat ini karena aku lebih
mementingkan pasyen,kepuasan pasyen adalah kebanggaanku juga.
Ku
terbangun di pagi buta,rasa mengantuk yang memprotes memintaku
kembali terlelap dalam hangatnya selimut tipis.Namun aku bangkit,aku
tak boleh kalah dengan hawa nafsuku.Segera aku beranjak mengambil air
wudlu.Rugi besar bagiku jika satu malam alfa sholat
tahajjud.Astagfirullah hampir lupa,sepertinya bunda masih tertidur
pulas,biasanya beliau lebih awal bangun.Mungkin karena beliau terlalu
lelah membantuku menjahit tadi malam.Aku hampiri kamar bunda,namun
pintu kamarnya tertutup."tok,,tok,,tok,,",ku ketuk pitu
perlahan."Bunda,,sudah bangun,,?,bunda ndak sholat
tahajjud,,?"ku sapa bunda dari balik pintu kamarnya.Namun belum
ada jawaban yang ku terima.Tidak seperti biasanya bunda mengunci
pintu kamarnya.Akhirnya bunda membuka pintu kamarnya."bunda
kecape'an ya,,?",tanyaku."Ah,,ndak,bunda ndak kecape'an
kok",Jawab bunda sambil senyum dan berlalu dari hadapanku.
***
*** ***
Sudah
jam tujuh pagi rupanya,aku harus mengantar jahitan ke rumah Bu Musa
yang juga guru ngajiku.Dengan sabar ku kayuh sepeda perlahan.Baru
setengah perjalanan tiba2 Innalillahi wa inna ilaihi roujiun ban
sepedaku kempes,tak terlihat ada bengkel.Di kiri kanan jalan yang ada
hanyalah tanaman padi yang sedang menguning di tengah-tengah petakan
tanah.Untunglah jalan yang ku lalui ini tidak sepi,meskipun ada dua
atau tiga orang yang lalu-lalang menjalankan aktivitasnya sebagai
petani.Matahari sudah meninggi,membuatku haus dan berkeringat.Mudahan
hanya sekedar haus tak akan membuatku tergoda untuk membatalkan puasa
hari ini."tiiiitt,,tiiiitt,,",Suara kelakson mobil
sepertinya dari arah belakangku.Bukannya aku jalan sudah tepat di
pinggir,lalu mengapa mobil itu masih saja membunyikan kelaksonnya.Aku
berhenti lalu menghadap ke belakang."Kenapa jalan mbak,punya
sepeda kok ndak di naiki,,?!butuh tumpangan?",Seorang pemuda
tampan dari balik pintu mobil avanza menyapaku.Dalam
hatiku,"Subhaanallah rupawannya namun sayang nyapa ndak pake
salam,percuma punya wajah adem ayem"."Ndak perlu mas,udah
deket kok,terima kasih",jawabku.Sepuluh langkah lagi aku akan
sampai di rumah bu musa.Aku melihat mobil avanza yang di tumpangi
pemuda tampan tadi parkir tepat di depan rumah bu musa.Aku duduk di
ruang tamu setelah temanku siti yang juga keponakan Bu Musa
mempersilakanku,siti pun berlalu memberi tahu bu musa.Aku sendiri di
ruang tamu.Tidak sengaja mataku menoleh ke arah foto keluarga bu musa
yang terpajang di dinding.Ternyata ada pemuda tampan yang menyapaku
tadi di jalan dalam foto itu.Berarti Bu Musa memiliki anak laki-laki
yang sudah dewasa.Tak lama kemudian Bu Musa datang
menghampiriku,segera ku jabat dan ku cium tangannya.Bu musa kemudian
memberiku uang bayaran jahitan."ndak di cek dulu bu
jahitannya"."Ah ndak perlu,saya sudah percaya kok sama
hasil kerja kamu,terimakasih ya Rindu"."Sama-sama
bu",Jawabku.Aku kembali pulang dengan berjalan kaki,entah
mengapa wajah pemuda itu selalu terbayang-bayang dalam
pikiranku,sungguh sempurna.Apakah itu Wajah Yusuf di zaman moderen
sekarang ini,sampai-sampai aku tak merasa kelelahan dan haus seperti
waktu aku pergi tadi karena sepanjang perjalanan pulang memikirkan si
dia.Lalu akupun senyum-senyum sendiri.Astagfirullahhaladzim,apa yang
telah aku pikirkan.Ampunilah hambamu ini ya allah,,
***
*** ***
Ku tatap diriku
di cermin,akupun senyum sendiri.Apakah aku jatuh cinta padanya? Tapi
aku bukanlah siapa-siapa di bandingkan dia.Aku merasa tidak pantas
jatuh cinta pada seorang pemuda mapan seperti
dia."Mapan",Ngomong-ngomong dari mana aku tahu bahwa dia
sudah mapan.Waduh kumat lagi sok tahuku.Bisa saja dia kuliah di luar
kemudian sekarang dia pulang untuk liburan.Pikir-pikir namanya saja
aku tidak tahu apalagi pekerjaannya.Lalu bagaimana aku bisa tahu
semua tentang dia.Nama lengkapnya, dan aku pasti sangat bersyukur
meskipun hanya tahu nama panggilannya saja.Kelahiran tahun
berapa,Alumni SMP mana,siapa tau dia kakak kelas aku dulu,Kuliah atau
kerja dimana,dan masih banyak lagi yang aku ingin tahu tentang
dia.Tapi bagaimana kalo ternyata dia sudah menikah lalu punya
anak.Huuuuft rasanya tidak rela jika memang benar dia sudah
berkeluarga.Waduh,kenapa pikiranku ngelantur ke sana ke mari.Baru
kali pertamanya aku merasakan hal seperti ini dalam hidupku.Aku takut
ini tidak di benarkan dalam agama.Karena mungkin aku mencintai hamba
allah dengan berlebihan.Kata anak remaja sekarang sih "Lebay"!.Tapi
bagaimanapun juga aku harus tahu informasi tentang dia,Jika dia
memang cocok di hatiku mungkin aku bisa menaruh harapan padanya,Tapi
jika tidak cocok,yah,,mau gimana lagi.
Usai
sholat asar seperti biasa aku pergi belajar mengaji ke TPA,Bukan
belajar mengaji karena belum bisa membaca Al-Qur'an tapi untuk
mengasah tajwid.Aku dan teman-teman sebaya lainnyapun belajar Sambil
mengajar adik-adik TK juga.Jadi kita sudah merasa seperti saudara
kandung sendiri.Dan Bu musa lah yang menjadi ibu kami saat di
pengajian.Sedangkan Pak Musa adalah suami Bu Musa mengajar terpisah
dengan Bu Musa.Jika Bu Musa mengajar mengaji untuk murid
perempuan,maka Pak Musa sebaliknya,beliau mengajar mengaji untuk
murid laki-laki.Jadi,TPA untuk murid laki-laki dan perempuan terpisah
menjadi dua ruangan,Namun dalam satu lingkungan yaitu di masjid "RAYA
AT-TAQWA" yang tak jauh dari rumahku.Jam lima sore pengajian
usai.Aku bergagas cepat-cepat pulang karena aku belum masak untuk
buka puasa Bunda.Aku berhenti di warung Bu Muslih membeli sayur.Di
sana aku bertemu dengan sahabatku Siti."Siti,,beli
apa,,?"Tanyaku.
"Ini
mau beli sayur buat buka puasa Bu De Musa",jawab Siti.
"Oh
sama,aku juga mau beli sayur buat buka puasa nanti,oh iya tadi aku
ndak lihat kamu di TPA,kamu ndak masuk ngaji ya?"Tanyaku lagi.
"iya
aku lagi halangan".
Oh
iya,,,Siti kan ponaannya Bu Musa,pasti Siti bisa kasih informasi
tentang anaknya Bu Musa sama aku."Emmmm,,,Siti,aku boleh minta
tolong ndak sama kamu?"
"Minta
tolong apa?".jawabnya.
"Emmm,,tapi
kamu jangan ketawain aku ya,,!"
"Kenapa
harus ketawa kalo ndak lucu!"
"iya
ya kamu bener juga.tapi aku malu ngomongin ini di sini"
"trus?"
"ya
sudah nanti kita SMS-an saja,kalo sekarang waktunya ndak tepat,sudah
sore."
"ok".
Malam
ini badanku rasanya lemas sekali Badanku tak kuasa bangun untuk
sholat tahajjud.Usai sholat shubuh aku langsung tidur.Padahal
harusnya aku menyelesaikan jahitan yang belum selesai.Sampai-sampai
akupun lupa melepas mukena.Rasanya aku terbangun aku belum bisa
melihat dengan jelas,ku usap mataku hingga aku bisa melihat agak
jelas.Perlahan aku memperhatikan di sekelilingku.Sepertinya aku tidak
sedang berada di kamarku.Lalu aku di mana jika bukan di kamarku.Aku
tidur di kamar siapa,perasaan terakhir aku tidur di kamarku sendiri
selepas shalat subuh tadi.Tiba-tiba ada suara langkah kaki di balik
pintu.Aku takut,aku harus gimana,aku segera sembunyi di bawah tempat
tidur dan ada seseorang masuk,sepertinya kaki seorang
Laki-laki.Hatiku dag dig dug tak karuan,aku tidak habis fikir kenapa
aku bisa sampai ke tempat ini dalam sekejap tanpa proses.Ya allah
dimana aku?.Orang ini siapa ya,aku ingin melihat wajahnya tapi aku
takut,jika aku keluar dari bawah tempat tidur ini maka aku akan
ketahuan bersembunyi.Huuuft,,aku sudah tidak tahan lagi di bawah
tempat tidur ini,banyak debunya.Masya allah,,rasanya aku akan
bersin,"Ha,,ha,,a,,ahak,,sim,,!!!".Akhirnya aku bersin
juga."siapa itu,,,?!!!",suaranya lantang sekali,aku
takut."Hayo cepat keluar,,!",dia mencoba
menggertakku.Pelan-pelan akupun keluar.Tapi aku tidak memandang
wajahnya,aku menutup wajah dengan jilbabku.Aku hanya menunduk kaku
dan bingung."Siapa kamu?",dia bertanya padaku namun aku
diam saja tak mau berkomentar.Aku mencoba menenangkan diri."Siapa
kamu?",dia bertanya sekali lagi.Aku harus jawab
pertanyaannya,"Ss,,ss,,ss,saya,,saya Rindu",aku menjawab
dengan terbata-bata.
"Kenapa
kamu bisa ada di dalam kamarku?"
"Saya
juga ndak tahu "
"jawab
yang bener!!!"
"Beneran
saya ndak tahu,sayapun bingung mengapa saya tiba-tiba bangun tidur di
tempat tidur ini",jelasku.
"Kak,,kamu
bicara dengan siapa disana?",suara wanita sepertinya tak jauh
dan semakin dekat,ternyata dia datang dari balik pintu kamar.Wanita
itu cantik sekali,jilbabnya terurai panjang.Akupun memperhatikan dari
bawah hingga atas,Rasanya aku pernah melihat wanita ini
sebelumnya.Siapa ya,aku coba mengingat.Ooh iya,,dia kan sahabatku
Siti.Aku coba menyapanya,"Siti,,?".
"Maaf,,kamu
siapa ya,,kanapa kamu bisa tahu namaku?",Jawabnya membuatku
mengerutkan alis.
"Aku
Nung,sahabat kamu sejak kecil",Jelasku.
Ternyata
Siti tidak mengenalku sama sekali.Aku mencoba memberanikan diri
memandang laki-laki itu.Serentak aku terenyuh.Kaget,bingung.Laki-laki
itu kakakku sendiri Kak Danu,"Kak Danu",
"Hei,,dari
mana juga kamu tahu namaku?".
"Aku
ini Rindu kak,,adiknya kakak,,!".Akupun membuka wajah yang
kututupi jilbab sejak tadi.Namun kak danu masih saja tak mengenaliku.
"Aku
hanya mempunyai satu orang adik perempuan,namanya Siti dan bukan
Rindu,kamu jangan mengada-ada ya",jelas orang mirip sekali
dengan Kak Danu.Mengapa semua jadi begini.Aku coba meyakinkan
diri.Ini pasti mimpi.Ku tampar pipiku sendiri ternyata sedikit berasa
sakit,ku tampar lebih keras lagi,adduh memang sakit.Ku cubit tanganku
sendiri ternyata sakit juga.Tiba-tiba datang seorang paruh baya
lagi,dan dia adalah Bundaku tersayang,apakah beliau juga tidak
mengenaliku.
"Ada
apa ini ribut-ribut terdengar sampai rumah tetangga?!".
"INi
bu,ada orang asing masuk kamarnya Kak Danu".Jawab siti.
"Apa,,?!
Orang asing,,?!".Bunda sepertinya kaget dan langsung keluar dari
kamar.Ternyata benar dugaanku Bundapun tak mengenaliku.Tak lama
kemudian polisi datang.Ternyata keluar dari kamar tadi Bunda langsung
memanggil polisi untuk menangkapku.Aku tak bisa berbuat apa-apa hanya
bisa ber'doa dan tawakkal.Jika Bunda adalah bukan Bundaku dan Kak
Danu adalah bukan Kak Danuku lalu siapa aku.Aku tahu namaku
Rindu,tapi jika Bunda dan Kak Danu bukan keluargaku lalu siapa
keluargaku.Apakah mungkin keluargaku adalah keluarganya
siti.Bagaimana bisa aku dan siti bertukar posisi keluarga.Tuhan,aku
tidak sanggup menerima semua ini.Ini tak mungkin terjadi dalam
hidup.Tidak ada hukum alam seperti ini.
Hanya
bingung yang menemaniku sekarang,Akupun berontak tidak mau di bawa
polisi,karena aku tak bersalah."Pak,,tolong saya pak,,saya tidak
bersalah,tolong lepaskan tangan saya pak".Aku tak bisa
tenang.Sakit sekali pak polisi menusuk tanganku dengan jarum,hingga
aku pingsan tak sadarkan diri.
Ku
buka mata perlahan,di mana lagi aku sekarang.Tak ada cahaya
setetespun ku temukan.Ruangannyapun sempit,sampai aku
sesak.Mungkinkah aku sudah tidak berada di bumi lagi.Mungkinkah aku
sudah berada di liang kubur.Ya allah begitu cepat kau ambil nyawaku
kembali.Padahal aku belum dewasa,aku belum melanjutkan sekolah,aku
belum menyelesaikan jahitan,aku belum bertemu dengan Kak Danu,aku
belum membahagiakan Bunda dan Kak Danu,dan aku belum menikah dengan
anaknya Bu Musa.Lho,,dalam keadaan seperti ini aku sempat-sempatnya
ngelantur memikirkan berjodoh dengan anaknya Bu Musa.Ya allah,jika
aku memang sudah tak bernyawa lagi aku mohon kembalikan aku ke dunia
untuk mencium Bunda.Tapi aku yakin aku masih hidup,allah belum
mencabut nyawaku.Dan aku yakin aku pasti sedang bermimpi,jika memeng
benar aku sedang bermimpi,lalu kapan aku akan terbangun dari
tidurku.Aku harus tidur sekarang siapa tahu aku bangun nanti sudah
kembali ke kamarku sendiri.
"Rindu,,Rindu,,bangun,sudah
siang",seperti suara Siti.Ku coba membuka mata perlahan,ternyata
aku masih dalam dunia tadi,aku masih bermimpi.Segera aku membuka
mukena yang menutupi wajahku.Ku lihat segala yang ada di
sekelilingku.Yah,,ini kamar ku,ternyata aku sudah kembali setelah
berpetualang dalam mimpi.Ku tatap siti yang duduk menatapku
heran.Serentak aku langsung memeluknya."kamu kenapa sih pake
acara peluk-peluk aku segala kayak orang udah lama ndak ketemu
aja!",Siti heran melihat perubahanku.
"Ndak
kenapa-napa aku hanya takut kehilangan sahabat seperti kamu".
"Hallah,,gombal!".
"Oya
ngapain pagi-pagi udah nongol di kamarku",candaku.
"Bukannya
kemarin kamu bilang kamu butuh bantuanku,memangnya kamu mau minta
tolong apa?".
"O
iya ya,,aku lupa,wah,,makasi ya repot-repot datang ke rumahku cuma
untuk menolongku.Sebelumnya aku minta maaf,mungkin bagi kamu ini ndak
penting,tapi sangat penting bagi,,".
"Bla,,bla,,bla,,bla,,to
the point aja kali,,,!!!",Siti memotong pembicaraanku.
Aku
pun menjelaskan keingin tahuanku tentang anaknya bu musa.Siti malah
senyum-senyum mendengarkan ceritaku.Aku melihat senyum manis Siti
mengatakan bahwa seolah tak ada kewajaran tentang isi hatiku yang
ingin mengenal anaknya Bu Musa."Kok kamu malah senyum-senyum
sendiri sih,,bukannya komentar,,!"
"Bukannya
aku ndak mau komentar tapi kamunya aja ndak kasi aku kesempatan buat
komentar,nyerotoooos aja sendiri dari tadi.Nih aku kasi tau
ya,anaknya bu musa itu namanya Tino,dia udah kerja jadi Tentara sama
kayak kakak kamu,dia tugas di jawa,dan yang paling penting kamu ndak
usah banyak-berharap deh sama dia".
"Lho
memengnya kenapa?",aku penasaran semoga saja jawabannya bukan
karena dia sudah berkeluarga."Karena dia sudah punya istri
anaknya udah tiga".jawab Siti.Serentak aku mengerutkan dahi
setelah mendengar jawaban siti.Jawaban yang aku khawatirkan keluar
akhirnya keluar juga.Aku sangat kecewa.Tadinya wajahku merona
semangat ingin tahu namun sekarang setelah aku tahu semuanya,wajahku
bagai daun putri malu yang di sentuh jemari indah.Kuncup dan layu
seketika."Hey,,kenapa wajahmu cemberut gitu,jelek tau,,senyum
dong!",Siti menghiburku.
Aku
mencoba melupakan sejenak wajah indah itu tapi aku tak bisa.karena
wajahnya adalah cinta,cinta itu sudah melekat erat di
hatiku.Menggunakan lem perekat cinta yang permanen.Tapi apa yang bisa
aku perbuat jika allah tak mengizinkan aku bersamanya karena dalam
suratan takdirku aku dan dia tak kan pernah bersama.
"Ya
sudah mandi dulu sana nanti aku ceritain lagi",ungkap siti.
"Lho
memangnya ceritanya belum selesai.sudahlah,aku ndak mau denger
lanjutan ceritanya lagi".
"Beneran
nih ndak mau,jangan nyesel ya"
"iya
iya aku mandi,tunggu ya"
Aku
merasa lebih fresh selesai mandi,segala beban dan masalah sejenak
terlupakan,apalagi aku menemukan tempat tidurku sudah rapi.Pasti siti
yang merapikannya.Namun aku tak menemukan siti di kamarku."Rindu,siti
sudah pulang dia titip pesan nanti sore katanya dia mau ke sini
lagi".Bunda memberi tahuku dari balik tirai kamarku.
Aku
tak ingin membuang-buang waktu untuk bersedih hati.Untuk apa kita
bersedih jika ada sesuatu di dunia ini yang membuat kita
bahagia,untuk apa bersedih jika ada yang menyayangi kita,untuk apa
bersedih jika ada hari esok yang harus kita tempuh,karena kita belum
tahu bisa saja besok kita menemukan kebahagiaan dan kepuasa batin
yang di berikan oleh Allah SWT.Kita harus optimis atau berfikir
positif.Janganlah kita menyalahkan takdir,kita harus mensyukuri apa
yang telah di berikan oleh allah SWT kepada kita.Selalu memandang ke
atas itu sngatlah di benci Allah SWT,Maka pandanglah ke bawah dan
fikirkan masih banyak saudara-saudari kita yang masih kekurangan
namun mereka tak pernah mengeluh.Sesungguhnya jika kita memang
benar-benar berusaha maka kita pasti bisa mewujudkan apa yang kita
mimpi-mimpikan.Mimpi seseorang itu bermacam-macam dan tak satu.Akupun
pernah mendangar seseorang yang dari keluarga yang pas-pasan,otak tak
encer-encer amat secara kasarnya.Dia memiliki banyak mimipi.Lalu dia
menuliskan dalam selembar kertas mimpi-mimpinya tersebut hingga
berjumlah seratus mimpi.Meski banyak teman yang mentertawakannya dia
tetap percaya diri(PD).Dengan berusaha dan kuasa Allah SWT
satu-persatu mimpinyapun terwujud.Mendengar cerita itu siapa yang
tidak terharu.Jadi untuk apa aku bersedih menyesali bahwa Orang yang
aku harapkan menjadi pendamping hidupku ternyata sudah termiliki
orang lain.Aku hanya bisa memberi doa semoga dia bahagia karena dia
mampu menjadikan keluarganya sakinah mawaddah wa rahmah.
Sore
ini aku mau mengantarkan jahitan ke rumah Bu Sofiyan untunglah rumah
Bu Sofiyan tidak jauh dari rumahku karena ban sepedaku belum di
pompa.Sampai dirumah Bu Sofiyan aku melihat Tino dan Darma anak Bu
Sofiyan yang juga berprofesi sebagai Tentara juga sedang
berbincang-bincang di ruang tamu.Akupun mengucapkan salam dan di
persilakan duduk.Tak sengaja mataku bertemu dengan mata Tino dari
seberang meja.Aku sempat memperhatikan sejenak,aku merasakan hal yang
berbeda dari biasa,tatapan mata Tino berbeda dengan tatapan mata
waktu pertama kali bertemu dengannya.Aku tak bisa menggambarkan letak
perbedaannya.mungkin inilah getaran cinta.Tapi sudah di nilai percuma
karena untuk apa menyimpan rasa cinta itu lagi jika sudah ada wanita
yang di cintainya telah menyimpan cinta suci untuknya. Segera aku
menunduk.Aku tidak tahu apakah dia masih menatapku atau tidak.Ya
Allah kenapa aku bisa grogi seperti ini.Untunglah Bu Sofiyan segera
menghampiri dan menyapaku.Sampai aku kembali pulang aku tidak berani
menatapnya lagi.
Astagfirullahhaladzim,Aku
hampir lupa bahwa Siti akan datang ke rumahku sore ini.Mudah-mudahan
dia masih menungguku di rumah.Aku mempercepat langkah kakiku.Entak
kenapa aku begitu bersemangat ingin mendengar cerita Siti.Sampai di
rumah tak ada terlihat tanda-tanda keberadaan Siti di rumahku.Aku
hanya melihat Bunda sedang asik membaca kitab di teras
rumah."Assalamualaikum",Salamku.
"wa
alaikumussalam".
"Bunda,tadi
Siti ke sini ndak?".
"Ndak".
"Bukannya
Siti sudah mengatakan kepada Bunda bahwa sore ini Siti akan datang ke
rumah,tapi kenapa siti ndak jadi datang ya?"
"Ya
bunda ndak tahu,mungkin saja dia sedang sibuk mengurus surat-surat
nikahnya!"
"Surat
nikah?Maksud Bunda,Siti mau nikah?!".Aku kaget setelah bunda
mengatakan hal itu.
"Lho
memangnya kamu ndak di kasi tau sama Siti?".
"Ndak
Bunda".
Aku
curiga mungkin ini yang akan di ceritakan Siti pada ku".Memangnya
siti mau menikah dengan siapa Bunda?".
"Sama
anaknya Bu Sofiyan itu,aduh Bunda lupa namanya".
"Darma".
"Nah
iya namanya Darma,itu lho yang jadi Tentara katanya satu bataliyaon
dengan anaknya Bu Musa".
Jika
memang benar Siti akan menceritakan bahwa dia akan menikah
padaku,mengapa tidak sedari dulu saja dia ceritakan.Sejak mengenal
Siti,Siti selalu cerita langsung saat hangat-hangat apapun
masalahnya.Tapi sekarang Rasanya tak mungkin Siti menceritakan hal
yang basi bagiku,karena aku sudah mengetahui dari Bundaku
sendiri.Tapi tidak apa-apa,ini hanyalah masalah sepele,aku yakin
nanti siti akan menjelaskan semua padaku.
Sampai
saat ini sudah jam sembilan malam belum ada kabar dari siti,aku
mencoba menelponnya namun nomornya tidak aktif.Jika besok pagi siti
tidak kunjung datang maka aku akan ke rumahnya.Sudah waktunya untuk
menjalankan ibadah tidur tidak lupa aku mengambil wudlu dan membaca
beberapa surat pendek dan doa tidur.Semoga aku tidak berjumpa dengan
mimpi seperti malam sebelumnya.Namun aku berharap di dalam mimpi
dapat berjumpa dengan pujaan hatiku Rasulullah saw.
***
*** ***
Aku
berada di tengah keramaian,sepertinya di sebuah pesta pernikahan.Dari
jauh aku mellihat kedua mempelai.Aku tidak dapat melihat dengan
jelas.Aku mendekat,ku perhatikan mempelai wanitanya ternyata dia
adalah siti.Namun aku belum bisa melihat dengan jelas mempelai
laki-lakinya.Aku semakin penasaran siapa suami yang telah menikahi
Siti.Aku menghampirinya dan ternyata dia adalah Tino.Aku tidak bisa
berkata-kata.Yang aku tahu dari Siti bahwa Nata sudah berkeluarga dan
sudah mempunyai anak.Bagaimana bisa Tino menikah lagi dengan
Siti.Mungkinkah ini adalah bagian dari takdir mereka.Tapi apakah
mungkin bahwa Siti tidak menceritakan sebenarnya padaku,bahwa
sebenarnya Tino belum pernah menikah.Bisa jadi Siti berbohong padaku
karena Sitipun mencintai Tino sama sepertiku.Jika memang begitu lalu
mengapa Siti melakukan ini semua kepadaku.Harusnya dia jujur padaku.
Suara
kumandang adzan subuh membangunkan tidur lelapku yang dihiasi
mimpi-mimpi yang tidak aku tahu akan bertanda apa dalam
hidupku.Sepertinya cinta yang aku rasakan saat ini tidak membawa
kebaikan.Aku bisa melihat akhir-akhir ini aku sering alfa sholat
malam dan sering berfikir yang tidak-tidak.Kini aku mulai sadar
mengapa aku tidak pernah berfikir bahwa Aku masih muda belia.masih
banyak mimpi-mimpiku yang belum mendapatkan izin dari Allah untuk
mewujudkannya.Perjalananku masih panjang jika melihat dari sisi
usiaku.Aku memang berbeda dengan temn-temanku.Aku memikirkan
pernikahan sedangkan teman-teman sebayaku berlomba-lomba mengejar
mimpi-mimpi mereka hingga suatu saat berharap mereka akan menjadi
orang yang sukses(Amin).
Saat
aku sibuk menjahit dengan Bunda,Terdengar seperti ada motor berhenti
tepat di depan rumahku.Sepertinya ada pasien jahitan lagi.Ternyata
dugaanku salah Siti datang dengan wajah merah meronanya."Mengapa
kemarin ndak jadi datang non?",candaku.
"Maaf
sayangku,kemarin aku,,"
"Sibuk
mengurus surat-surat untuk merried",Aku memotong pembicaraan
Siti.
Aku
mengajak Siti ke kamarku,rasanya lebih enak jika curhat-curhat di
kamar dengan sahabat.Aku meminta penjelasan kepada Siti mengapa dia
melakukan ini semua padaku.Akhirnya diapun menceritakan dengan wajah
serius bukan wajah main-main seprti Tempo lalu."Okey sekarang
aku akan mulai cerita yang sebenarnya dan aku minta maaf jika aku
menunda-nunda untuk,,"
"to
the poin aja kali,,",aku memotong lagi.
"Sebenernya
Tino itu belum pernah menikah,Dia tiga tahun lebih dewasa dari
kita,,,"
Panjang
lebar Siti menceritakan semua padaku,terlihat kali ini Siti tidak
mengada-ada cerita.Aku sedikit lega setelah mengetahui bahawa Tino
belum pernah menikah.Dan yang membuat aku terharu bahwa ternyata
Tinopun merasakan apa yang aku rasakan.Dia jatuh cinta padaku saat
pertama bertemu denganku.Hatiku yang telah kuncup kini kembali
berbunga mekar.Sitipun minta maaf dan menjelaskan alasan mengapa dia
tidak menceritakan padaku bahwa minggu ini dia akan menikah dengan
darma.
Di
acara resepsi pernikahan siti dan darma aku sempat berpapasan dengan
Tino.Lesung pipi yang menghiasi senyumnya terlihat jelas.Saat aku dan
Bunda duduk sambil menikmati acara tiba-tiba Tino yang tidak lain
bersama kedua orang tuanya Bu Musa dan Pak Musa datang
mengahapiriku.Bunda dan kedua orang tua Tino berbincang-bincang,Ada
saja yang mereka bicarakan.
Kini
Siti sudah berkeluarga dan pergi ikut dengan suaminya ke jawa karena
suaminya tugas di sana.Aku tidak akan bertemu setiap hari lagi dengan
Siti.Mungkin setahun sekali baru bisa bertemu kembali.Semoga allah
mengizinkan.Seperti biasa setiap sore sehabis asar aku pergi belajar
dan mengajar mengaji di masjid.Usai mengajarku tajwid Bu Musa
membisikkanku."Rindu,Ibu mau minta tolong sesuatu sama
kamu.setelah selesai mengaji nanti kamu jangan pulang dulu ya!"."O
iya Bu".
Bu
musa menunggu sampai semua muridnya pulang.Aku dan Bu Musa masih di
dalam masjid."Ibu mau minta tolong apa,apa ada pakaian Ibu yang
bisa saya jahitkan?",Tanyaku.
"Bukan
masalah jahitan,tapi ini masalah hubungan kekeluargaan,Siti sudah
menceritakan semua tentang perasaan kamu kepada Tino,dan sesungguhnya
Tinopun pernah cerita kepada Kami berdua selaku orang tuanya bahwa
Tino ingin menghibbah nak Rindu.Kami tidak memaksa nak Rindu menjawab
sekarang.Mau atau tidaknya nak Rindu semoga menjadi yang terbaik
untuk kita semua".
Subhaanallah
aku tidak bisa berkata-kata,hanya menundukkan kepala yang bisa aku
lakukan.Perlahan aku menarik nafas dan mencoba menenangkan
diri.Berusaha bisa menjawab dengan benar apa yang harus aku katakan
kepada orang tua dari pangeran yang aku cintai."Baiklah saya
akan fikirkan dan meminta restu Ibunda terlebih dahulu.Secepatnya
akan saya kabarkan.Seperti ucapan Ibu apapun jawabannya semoga
menjadi yang terbaik untuk kita semua".
"Sholat
lima waktu Ibu selalu di masjid ini,jadi datanglah di saat-saat itu
jika kamu telah menemukan jawabannya",Bu Musa menyarankanku.
Sesungguhnya
ingin sekali aku meng-iya-kan bahwa aku bersedia.Tapi aku harus
menceritakan kepada Bunda terlebih dahulu.Tak sabaran hatiku ingin
cepat-cepat sampai di rumah.Sesampai di rumah aku menceritakan
semuanya kepada Bunda, Bundapun menyimak dengan santai dan
senyum-senyum membuatku bingung."Aku cerita mengapa Bunda malah
senyum-senyum,apa ada yang lucu?",tanyaku.
"Sebenernya
Pak Musa dan Tino baru saja pergi dari sini,Mereka datang untuk
melamar kamu",Jawab Bunda santai.
"Terus
Bunda jawab apa?"tanyak ingin tahu.
"ya
sama kayak kamu,Bunda tunggu persetujuan dari kamu".
"Aku
setuju Bunda,kalo Bunda gimana?".
"Jika
itu mamang yang terbaik dan membuatmu bahagia maka lakukanlah,karena
Bunda ingin melihat kamu bahagia".
Bunda
mengusap air mataku dengan jemari indahnya,Segera aku mencium tangan
Bunda dan memeluknya.Aku harus menceritakan ini semua kepada kak Danu
karena dialah yang pantas menjadi Wali dalam pernikahanku nanti.
Hari
ini semua jahitan sudah aku selesaikan bersama Bunda.Jadi tak ada
kesibukanku pagi ini.Sengaja aku membersihkan tempat tidur
Bunda.Sepertinya kasur Bunda harus di jemur karena sudah berdebu
tebal pikirku.Saat mengangkat kasur aku melihat banyak amplop surat
di bawah kasur.Hatiku bertanya ini surat dari siapa dan untuk
siapa,mengapa Bisa berada di bawah kasur Bunda.Apa Bunda merahasiakan
sesuatu dariku.Ku baca satu persatu akhirnya aku mengeti sebenarnya
Bunda tahu Ayah dimana.Lalu Bunda mempunyai alasan apa sampai beliau
tidak pernah menceritakanku.Aku harus meminta penjelasan Bunda."Surat
yang kamu temukan ini adalah surat yang dikirim ayahmu saat kamu
belum lahir kamu masih dalam kandungan Bunda.Surat ini masih terlihat
baru karena ibu menyimpannya dengan bagus.Bunda masih menyimpannya
hingga sekarang karena Bunda sangat mencintai Ayahmu dan Bunda sangat
berharap Ayahmu suatu saat dapat kembali berkumpul bersama-sama lagi
dengan kita.Bunda bersyukur Memiliki anak sepertimu karena selama ini
Bunda tidak pernah mendengarmu mengatakan bahwa kamu membenci ayahmu
melainkan kamu sangat merindukannya".Bunda menjelaskan semuanya
padaku hingga meneteskan air matanya.Bunda maafkan aku jika aku
membuatmu bersedih.
Dua
minggu lagi aku akan menikah dengan Tino.Aku berharap Ayah hadir di
hari pernikahanku nanti.Tino masih di Jawa menjalankan tugasnya
sebagai prajurit sambil mengurus surat-surat agar aku bisa menjadi
istri prajurit(PERSIT).Aku merancang sendiri kebaya pengantin yang
akan aku kenakan di hari pernikahan.Tiga hari sebelum pernikahan kak
danu beserta anak istrinya sudah datang.Undangan sudah
tersebar,Kebaya pengantin sudah jadi,Lokasi dan dekorasi sudah
beres,Dan segala persiapan lainnya telah terpenuhi.Besok adalah hari
di mana aku akan menjadi ratu sehari.Sampai saat ini aku belum
bertemu dengan calon suamiku Tino,terakhir melihatnya waktu aku
mengantarkan jahitan ke rumah Bu Sofiyan.Aku rindu ingin melihat
lesung pipinya.
Bulan
nampaknya tersenyum menerangi halaman rumahku malam ini.Di mana
banyak anak-anak yang berkejaran dan tetengga-tetangga yang datang
berkunjung ke rumahku.Kini waktunya beristirahat tinggal menunggu
hari esok semoga berjalan dengan lancar.Baru saja aku akan terlelap
tiba-tiba seperti suara orang mengetuk pintu dan mengucap salam.Aku
kembali membuka mata dan segera membangunkan Bunda dan Kak Danu.Kak
Danu segera membukakan pintu.Namun aku masih diam di dalam kamar
bersama Bunda."Ayah,,",AKu mendengar suara Kak Danu
memanggil kata "Ayah" apakah orang itu adalah Ayahku.Bunda
segera keluar dari kamar untuk memastikan.Segera aku memasang jilbab
dan ikut keluar.Bunda menangis sambil memeluk laki-laki paruh baya
itu.Itukah Ayah yang selama ini aku rindukan dan selalu berharap
dapat melihanya meski hanya dalam mimpi."Rindu,ini Ayah kamu
nak".kata Bunda sambil terisak-isak."Ayah"Akupun
memeluk Ayah,ini pertama kalinya Ayah memelukku sekaligus mengusap
air mataku.Ternyata selama ini Ayahpun sangat mencintai Bunda seperti
Bunda mencintai Ayah.Ayah tidak pernah mempunyai niat untuk
meninggakan Bunda.Ayah tidak pernah ada kabar karena beliau di tuduh
rekannya Membunuh seseorang hingga beliau harus mendekam di
penjara.Syukur kepada Allah SWT yang kini telah mempersatukan
keluargaku kembali.
Akhirnya
doaku terkabul Ayah hadir di pernikahanku bahkan menjadi wali dalam
nikahku.Ku pandangi terus foto di mana aku mengenakan kebaya
pengantin. tanganku di pegang erat oleh suamiku Tino.Aku dan Tino
berada di tengah-tengah Ayah dan Bunda,Kak Danu dan Kakak Ipar
beserta Anaknya,Bu Musa dan Pak Musa yang sekarang telah menjadi
Mertuaku.Sahabatku Sitipun juga hadir.Semoga aku dan sahabatku Siti
tidak akan pernah terpisahkan sampai ajal menjemput,begitu juga
dengan keluargaku dengan keluarga Tino.Semoga pernikahanku dengan
Tino adalah pernikahan yang pertama dan terakhir.Terimakasih tuhanku
Robby.
*
TAMAT *
***
*** ***
Terimakasih
kepada Allah SWT tuhan yang maha esa.Akhirnya cerpen ini
terselesaikan juga dalam waktu kurang dari dua minggu.Meskipun cerpen
ini belum bisa sesempurna mungkin semoga dengan rajin mengasah
menulis akan sempurna sesuai harapan.



