Minggu, 03 Juni 2012

CERPEN

"RINDU"

    Alhamdulillah,semua pesanan sudah aku selesaikan dengan tuntas malam ini.Mataku sudah tak bisa di ajak kompromi lagi,merah ba' cahaya sunset (memangnya cahaya sunset warnanya merah ya,,?).Akupun langsung melempar badan yang tinggal tulang seperti kata-kata orang terdekatku ke kasur yang lumayan masih empuk yang berukuran 1 x 2 Meter.Aku memang lumayan tinggi,tapi tak berisi.Padahal aku punya cita-cita jadi pramugari sejak SD.Itu karena dulu orang-orang menilai bodyku bagus cocok jadi POLWAN,KWAT,PRAMUGARI,,dan masih banyak lagi profesi yang membuatku berhayal dan bingung mau jadi apa jika sudah besar nanti.Akhirnya aku menemukan titik terang bahwa jika aku sudah besar nanti aku ingin menjadi pramugari,alasannya supaya aku bisa terbang keliling dunia,aku ingin mengantar Bunda ke mekkah.Namun cita-cita jadi pramugari dengan sekejap langsung pudar dalam hatiku.Dengan sangat kecewa aku yang baru lulus SMA harusnya langsung masuk Perguruan Tinggi akhirnya tertunda.Entah penyakit apa yang merasuk hadir dalam tubuhku,rasanya sakit sekali.Hampir tiga bulan aku tidak bisa bangun dari tempat tidurku,aku kaku,tak bisa bergerak,apakah aku lumpuh,apakah selamanya aku akan seperti ini,oh tuhan,,cobaan apa ini,,?.
    
   Bundaku sayang,sungguh malang nasibnya.Ketika sedang mengandungku baru empat bulan,ayah pergi merantau,namun hingga saat ini beliau tidak kunjung kembali.Dengan sabarnya mangasuh aku dan kakakku seorang diri.Sedangkan kakak laki-lakiku satu-satunya,meski dia bukan kakak kandungku tapi dia lebih dari seorang kakak kandung bagiku.Dialah pengganti sosok ayah dalam hidupku.Kak Danu,,yahh,,namanya Danu,kini dia menjadi seorang prajurit TNI AD.Dan kini dia bertugas di wilayah kalimantan.Meski jarak kami terpisah jauh namun selalu dekat di hati,(kayak lagu aja,,).Dia tidak pernah melupakan aku dan Bunda.Tiap setahun sekali Kak Danu pulang membawa anak istrinya.Sungguh indah saat-saat berbuka puasa bersama Kak Danu,aku dan Bunda serta keponakan yang lucu dan kakak iparku yang cantik.Saat Kak Danu dan keluarga kecilnya harus kembali ke kalimantan,gubuk kecil kami rasanya ramai,aman,nyaman,tentram,emm apalagi ya,,emmm oh iya sejahtera dan sentosa.Tapi saat Kak Danu kembali pergi untuk menjalankan tugas negara,gubuk kami terasa sangat sepi.Sedih rasanya jika Kak Danu pergi.karena kami bertemu sekali setahun.Semoga tahun depan dan tahun depan lagi kita bisa bertemu dan berkumpul lagi.
    
    Sungguh sayang,karena tiga bulan berbaring lemah menyebabkanku untuk melanjutkan sekolah tahun depan.Tapi alhamdulillah sebulan kemudian aku sehat seperti sedia kala.Kini Saatnya aku membantu bunda mencari uang.Tapi aku harus kerja apa,siapa yang mau memperkerjakanku.Badanku yang baru sembuh terlihat pucat kurus tak bertenaga.aku berfikir panjang dan mencari ide.Bukankah ibu pandai menjahit,aku juga pandai menggambar atau mendesain.Aku teringat Kak Danu.setiap bulan kak danu kirim uang untuk biaya sekolah dan biaya hidupku dan Bunda,bagaimana jika uang itu aku sisihkan sedikit untuk membeli mesin jahit bekas untuk bunda,lalu aku minta bunda mengajariku menjahit.Selama sebulan belajar menjahit,alhamdulillah akupun sudah mahir.Aku tidak mau hanya mahir menjahit,aku ingin mahir membordir juga.Tapi sayang Bunda tidak berbakat membordir.Kiriman uang kak danu bulan ini aku gunakan untuk kursus bordir.Alhamdulillah akupun sudah mahir hanya waktu dua bulan.sebulan kemudian aku gunakan uang kiriman kak danu untuk membeli mesin obras dan mesin jahit yang lebih bagus supaya hasil bordiranpun juga bagus.Pagi buta papan bertuliskan "BUNDA TAILOR" sudah terpampang di depan rumahku.Dua hingga tiga hari belum ada pelanggan yang mau menjahit ataupun memesan jahitan.Aku manggunakan waktu luang untuk menggambar (mendesain) baju dari jenis kebaya,daster untuk ibu hamil,kaos oblong,piama,gaun ulang tahun untuk anak-anak,sampai gaun pengantin.Sekarang aku sudah punya gambar dan polanya.Jadi aku tinggal membeli bakal kain yang sesuai jenis pakaian yang akan aku buat.
    
   Hari keempat papan "BUNDA TAILOR" terpampang akhirnya ada yang mengetuk pintu saat baru saja aku selesai sholat shubuh,"permisi",Terdengar suara dari balik pintu.Cepat-cepat aku bangun dari posisi duduk yang baru saja selesai berd'oa kemudian membuka pintu.Ternyata Bu Cristiyani,datang membawa celana berwarna merah sepertinya untuk di jahit."Ada apa ya Bu,ada yang bisa saya bantu?",sapaku."Oh ini celana sekolahnya viktor resletingnya rusak nanti mau di pakai sekolah,tolong resletingnya diganti ya,,!"."Iya Bu,lima menit jadi silakan Ibu duduk dulu".Alhamdulillah akhirnya aku menerima pasyen pertamakalinya.Dengan girang aku menghampiri bunda,"bunda,,aku dapat uang ongkos jahit"sambil menunjukkan selembar lima ribuan di depan bunda,"hanya jahit resleting kenapa kamu minta lima ribu,,itu kebanyakan,lagi pula resletingnya bu cristiyani bawa sendiri,,!"ucap bunda,aku jawab,"Iya bunda,aku tau,tapi Bu cristiyani yang ngasi duluan,malah bu Cristiyani bilang ambil saja kembaliannya"."Oooh ya sudah kalo begitu".
    
   Cepat-cepat aku mengambil buku untuk mencatat pendapatan hari ini.Nanti kalau sudah punya komputer baru aku tulis di komputer.Aku akan hitung berapa pemasukan selama satu bulan ini.Semoga saja bisa beli komputer bila perlu laptop.Jika sekarang aku membuat novel hanya menggunakan kertas dan polpen maka nanti aku akan menggunakan laptop, jadi novel-novelku akan tersusun rapi.

   Dengan perlahan usaha kecil ini semakin hidup dan maju,semakin banyak pasyen,semakin banyak pesanan.Terutama pemesanan kebaya bagi pasyen yang beragama hindu.Kebetulan di gubuk kecil di mana aku tinggal kini letaknya cukup strategis,dekat dengan perumahan elit di pinggir kota.Penduduknya pun beragam agama,terutama agama hindu kemudian keristen,islam pun tak kalah banyaknya.Jika kebaya di pesan oleh orang hindu maka orang keristen memesan gaun pengantin.Aku lebih suka menjahit daster soalnya simpel,gampang,dan cepat selesainya.Dalam satu minggu hampir dua puluh pesanan yang aku terima.Subhanallah banyak sekali,dan alhamdulillah semua pesanan selesai sesuai janji dan tepat waktu.Tapi aku bersyukur karena ternyata pasyen benar-benar merasa puas dengan hasil kerjaku.Gak kebayang dua puluh pesanan dalam satu minggu aku dan bunda bisa atasi berdua.Alhamdulillah ini semua berkat bantuan allah swt.Mungkin hoby membuat cerpen ataupun novel harus aku tunda dulu untuk saat-saat ini karena aku lebih mementingkan pasyen,kepuasan pasyen adalah kebanggaanku juga.

   Ku terbangun di pagi buta,rasa mengantuk yang memprotes memintaku kembali terlelap dalam hangatnya selimut tipis.Namun aku bangkit,aku tak boleh kalah dengan hawa nafsuku.Segera aku beranjak mengambil air wudlu.Rugi besar bagiku jika satu malam alfa sholat tahajjud.Astagfirullah hampir lupa,sepertinya bunda masih tertidur pulas,biasanya beliau lebih awal bangun.Mungkin karena beliau terlalu lelah membantuku menjahit tadi malam.Aku hampiri kamar bunda,namun pintu kamarnya tertutup."tok,,tok,,tok,,",ku ketuk pitu perlahan."Bunda,,sudah bangun,,?,bunda ndak sholat tahajjud,,?"ku sapa bunda dari balik pintu kamarnya.Namun belum ada jawaban yang ku terima.Tidak seperti biasanya bunda mengunci pintu kamarnya.Akhirnya bunda membuka pintu kamarnya."bunda kecape'an ya,,?",tanyaku."Ah,,ndak,bunda ndak kecape'an kok",Jawab bunda sambil senyum dan berlalu dari hadapanku.
*** *** ***
    Sudah jam tujuh pagi rupanya,aku harus mengantar jahitan ke rumah Bu Musa yang juga guru ngajiku.Dengan sabar ku kayuh sepeda perlahan.Baru setengah perjalanan tiba2 Innalillahi wa inna ilaihi roujiun ban sepedaku kempes,tak terlihat ada bengkel.Di kiri kanan jalan yang ada hanyalah tanaman padi yang sedang menguning di tengah-tengah petakan tanah.Untunglah jalan yang ku lalui ini tidak sepi,meskipun ada dua atau tiga orang yang lalu-lalang menjalankan aktivitasnya sebagai petani.Matahari sudah meninggi,membuatku haus dan berkeringat.Mudahan hanya sekedar haus tak akan membuatku tergoda untuk membatalkan puasa hari ini."tiiiitt,,tiiiitt,,",Suara kelakson mobil sepertinya dari arah belakangku.Bukannya aku jalan sudah tepat di pinggir,lalu mengapa mobil itu masih saja membunyikan kelaksonnya.Aku berhenti lalu menghadap ke belakang."Kenapa jalan mbak,punya sepeda kok ndak di naiki,,?!butuh tumpangan?",Seorang pemuda tampan dari balik pintu mobil avanza menyapaku.Dalam hatiku,"Subhaanallah rupawannya namun sayang nyapa ndak pake salam,percuma punya wajah adem ayem"."Ndak perlu mas,udah deket kok,terima kasih",jawabku.Sepuluh langkah lagi aku akan sampai di rumah bu musa.Aku melihat mobil avanza yang di tumpangi pemuda tampan tadi parkir tepat di depan rumah bu musa.Aku duduk di ruang tamu setelah temanku siti yang juga keponakan Bu Musa mempersilakanku,siti pun berlalu memberi tahu bu musa.Aku sendiri di ruang tamu.Tidak sengaja mataku menoleh ke arah foto keluarga bu musa yang terpajang di dinding.Ternyata ada pemuda tampan yang menyapaku tadi di jalan dalam foto itu.Berarti Bu Musa memiliki anak laki-laki yang sudah dewasa.Tak lama kemudian Bu Musa datang menghampiriku,segera ku jabat dan ku cium tangannya.Bu musa kemudian memberiku uang bayaran jahitan."ndak di cek dulu bu jahitannya"."Ah ndak perlu,saya sudah percaya kok sama hasil kerja kamu,terimakasih ya Rindu"."Sama-sama bu",Jawabku.Aku kembali pulang dengan berjalan kaki,entah mengapa wajah pemuda itu selalu terbayang-bayang dalam pikiranku,sungguh sempurna.Apakah itu Wajah Yusuf di zaman moderen sekarang ini,sampai-sampai aku tak merasa kelelahan dan haus seperti waktu aku pergi tadi karena sepanjang perjalanan pulang memikirkan si dia.Lalu akupun senyum-senyum sendiri.Astagfirullahhaladzim,apa yang telah aku pikirkan.Ampunilah hambamu ini ya allah,,

*** *** ***

       Ku tatap diriku di cermin,akupun senyum sendiri.Apakah aku jatuh cinta padanya? Tapi aku bukanlah siapa-siapa di bandingkan dia.Aku merasa tidak pantas jatuh cinta pada seorang pemuda mapan seperti dia."Mapan",Ngomong-ngomong dari mana aku tahu bahwa dia sudah mapan.Waduh kumat lagi sok tahuku.Bisa saja dia kuliah di luar kemudian sekarang dia pulang untuk liburan.Pikir-pikir namanya saja aku tidak tahu apalagi pekerjaannya.Lalu bagaimana aku bisa tahu semua tentang dia.Nama lengkapnya, dan aku pasti sangat bersyukur meskipun hanya tahu nama panggilannya saja.Kelahiran tahun berapa,Alumni SMP mana,siapa tau dia kakak kelas aku dulu,Kuliah atau kerja dimana,dan masih banyak lagi yang aku ingin tahu tentang dia.Tapi bagaimana kalo ternyata dia sudah menikah lalu punya anak.Huuuuft rasanya tidak rela jika memang benar dia sudah berkeluarga.Waduh,kenapa pikiranku ngelantur ke sana ke mari.Baru kali pertamanya aku merasakan hal seperti ini dalam hidupku.Aku takut ini tidak di benarkan dalam agama.Karena mungkin aku mencintai hamba allah dengan berlebihan.Kata anak remaja sekarang sih "Lebay"!.Tapi bagaimanapun juga aku harus tahu informasi tentang dia,Jika dia memang cocok di hatiku mungkin aku bisa menaruh harapan padanya,Tapi jika tidak cocok,yah,,mau gimana lagi.

      Usai sholat asar seperti biasa aku pergi belajar mengaji ke TPA,Bukan belajar mengaji karena belum bisa membaca Al-Qur'an tapi untuk mengasah tajwid.Aku dan teman-teman sebaya lainnyapun belajar Sambil mengajar adik-adik TK juga.Jadi kita sudah merasa seperti saudara kandung sendiri.Dan Bu musa lah yang menjadi ibu kami saat di pengajian.Sedangkan Pak Musa adalah suami Bu Musa mengajar terpisah dengan Bu Musa.Jika Bu Musa mengajar mengaji untuk murid perempuan,maka Pak Musa sebaliknya,beliau mengajar mengaji untuk murid laki-laki.Jadi,TPA untuk murid laki-laki dan perempuan terpisah menjadi dua ruangan,Namun dalam satu lingkungan yaitu di masjid "RAYA AT-TAQWA" yang tak jauh dari rumahku.Jam lima sore pengajian usai.Aku bergagas cepat-cepat pulang karena aku belum masak untuk buka puasa Bunda.Aku berhenti di warung Bu Muslih membeli sayur.Di sana aku bertemu dengan sahabatku Siti."Siti,,beli apa,,?"Tanyaku.
"Ini mau beli sayur buat buka puasa Bu De Musa",jawab Siti.
"Oh sama,aku juga mau beli sayur buat buka puasa nanti,oh iya tadi aku ndak lihat kamu di TPA,kamu ndak masuk ngaji ya?"Tanyaku lagi.
"iya aku lagi halangan".

      Oh iya,,,Siti kan ponaannya Bu Musa,pasti Siti bisa kasih informasi tentang anaknya Bu Musa sama aku."Emmmm,,,Siti,aku boleh minta tolong ndak sama kamu?"
"Minta tolong apa?".jawabnya.
"Emmm,,tapi kamu jangan ketawain aku ya,,!"
"Kenapa harus ketawa kalo ndak lucu!"
"iya ya kamu bener juga.tapi aku malu ngomongin ini di sini"
"trus?"
"ya sudah nanti kita SMS-an saja,kalo sekarang waktunya ndak tepat,sudah sore."
"ok".


   Malam ini badanku rasanya lemas sekali Badanku tak kuasa bangun untuk sholat tahajjud.Usai sholat shubuh aku langsung tidur.Padahal harusnya aku menyelesaikan jahitan yang belum selesai.Sampai-sampai akupun lupa melepas mukena.Rasanya aku terbangun aku belum bisa melihat dengan jelas,ku usap mataku hingga aku bisa melihat agak jelas.Perlahan aku memperhatikan di sekelilingku.Sepertinya aku tidak sedang berada di kamarku.Lalu aku di mana jika bukan di kamarku.Aku tidur di kamar siapa,perasaan terakhir aku tidur di kamarku sendiri selepas shalat subuh tadi.Tiba-tiba ada suara langkah kaki di balik pintu.Aku takut,aku harus gimana,aku segera sembunyi di bawah tempat tidur dan ada seseorang masuk,sepertinya kaki seorang Laki-laki.Hatiku dag dig dug tak karuan,aku tidak habis fikir kenapa aku bisa sampai ke tempat ini dalam sekejap tanpa proses.Ya allah dimana aku?.Orang ini siapa ya,aku ingin melihat wajahnya tapi aku takut,jika aku keluar dari bawah tempat tidur ini maka aku akan ketahuan bersembunyi.Huuuft,,aku sudah tidak tahan lagi di bawah tempat tidur ini,banyak debunya.Masya allah,,rasanya aku akan bersin,"Ha,,ha,,a,,ahak,,sim,,!!!".Akhirnya aku bersin juga."siapa itu,,,?!!!",suaranya lantang sekali,aku takut."Hayo cepat keluar,,!",dia mencoba menggertakku.Pelan-pelan akupun keluar.Tapi aku tidak memandang wajahnya,aku menutup wajah dengan jilbabku.Aku hanya menunduk kaku dan bingung."Siapa kamu?",dia bertanya padaku namun aku diam saja tak mau berkomentar.Aku mencoba menenangkan diri."Siapa kamu?",dia bertanya sekali lagi.Aku harus jawab pertanyaannya,"Ss,,ss,,ss,saya,,saya Rindu",aku menjawab dengan terbata-bata.
"Kenapa kamu bisa ada di dalam kamarku?"
"Saya juga ndak tahu "
"jawab yang bener!!!"
"Beneran saya ndak tahu,sayapun bingung mengapa saya tiba-tiba bangun tidur di tempat tidur ini",jelasku.
"Kak,,kamu bicara dengan siapa disana?",suara wanita sepertinya tak jauh dan semakin dekat,ternyata dia datang dari balik pintu kamar.Wanita itu cantik sekali,jilbabnya terurai panjang.Akupun memperhatikan dari bawah hingga atas,Rasanya aku pernah melihat wanita ini sebelumnya.Siapa ya,aku coba mengingat.Ooh iya,,dia kan sahabatku Siti.Aku coba menyapanya,"Siti,,?".
"Maaf,,kamu siapa ya,,kanapa kamu bisa tahu namaku?",Jawabnya membuatku mengerutkan alis.
"Aku Nung,sahabat kamu sejak kecil",Jelasku.
Ternyata Siti tidak mengenalku sama sekali.Aku mencoba memberanikan diri memandang laki-laki itu.Serentak aku terenyuh.Kaget,bingung.Laki-laki itu kakakku sendiri Kak Danu,"Kak Danu",
"Hei,,dari mana juga kamu tahu namaku?".
"Aku ini Rindu kak,,adiknya kakak,,!".Akupun membuka wajah yang kututupi jilbab sejak tadi.Namun kak danu masih saja tak mengenaliku.
"Aku hanya mempunyai satu orang adik perempuan,namanya Siti dan bukan Rindu,kamu jangan mengada-ada ya",jelas orang mirip sekali dengan Kak Danu.Mengapa semua jadi begini.Aku coba meyakinkan diri.Ini pasti mimpi.Ku tampar pipiku sendiri ternyata sedikit berasa sakit,ku tampar lebih keras lagi,adduh memang sakit.Ku cubit tanganku sendiri ternyata sakit juga.Tiba-tiba datang seorang paruh baya lagi,dan dia adalah Bundaku tersayang,apakah beliau juga tidak mengenaliku.
"Ada apa ini ribut-ribut terdengar sampai rumah tetangga?!".
"INi bu,ada orang asing masuk kamarnya Kak Danu".Jawab siti.
"Apa,,?! Orang asing,,?!".Bunda sepertinya kaget dan langsung keluar dari kamar.Ternyata benar dugaanku Bundapun tak mengenaliku.Tak lama kemudian polisi datang.Ternyata keluar dari kamar tadi Bunda langsung memanggil polisi untuk menangkapku.Aku tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa ber'doa dan tawakkal.Jika Bunda adalah bukan Bundaku dan Kak Danu adalah bukan Kak Danuku lalu siapa aku.Aku tahu namaku Rindu,tapi jika Bunda dan Kak Danu bukan keluargaku lalu siapa keluargaku.Apakah mungkin keluargaku adalah keluarganya siti.Bagaimana bisa aku dan siti bertukar posisi keluarga.Tuhan,aku tidak sanggup menerima semua ini.Ini tak mungkin terjadi dalam hidup.Tidak ada hukum alam seperti ini.

       Hanya bingung yang menemaniku sekarang,Akupun berontak tidak mau di bawa polisi,karena aku tak bersalah."Pak,,tolong saya pak,,saya tidak bersalah,tolong lepaskan tangan saya pak".Aku tak bisa tenang.Sakit sekali pak polisi menusuk tanganku dengan jarum,hingga aku pingsan tak sadarkan diri.

      Ku buka mata perlahan,di mana lagi aku sekarang.Tak ada cahaya setetespun ku temukan.Ruangannyapun sempit,sampai aku sesak.Mungkinkah aku sudah tidak berada di bumi lagi.Mungkinkah aku sudah berada di liang kubur.Ya allah begitu cepat kau ambil nyawaku kembali.Padahal aku belum dewasa,aku belum melanjutkan sekolah,aku belum menyelesaikan jahitan,aku belum bertemu dengan Kak Danu,aku belum membahagiakan Bunda dan Kak Danu,dan aku belum menikah dengan anaknya Bu Musa.Lho,,dalam keadaan seperti ini aku sempat-sempatnya ngelantur memikirkan berjodoh dengan anaknya Bu Musa.Ya allah,jika aku memang sudah tak bernyawa lagi aku mohon kembalikan aku ke dunia untuk mencium Bunda.Tapi aku yakin aku masih hidup,allah belum mencabut nyawaku.Dan aku yakin aku pasti sedang bermimpi,jika memeng benar aku sedang bermimpi,lalu kapan aku akan terbangun dari tidurku.Aku harus tidur sekarang siapa tahu aku bangun nanti sudah kembali ke kamarku sendiri.

    "Rindu,,Rindu,,bangun,sudah siang",seperti suara Siti.Ku coba membuka mata perlahan,ternyata aku masih dalam dunia tadi,aku masih bermimpi.Segera aku membuka mukena yang menutupi wajahku.Ku lihat segala yang ada di sekelilingku.Yah,,ini kamar ku,ternyata aku sudah kembali setelah berpetualang dalam mimpi.Ku tatap siti yang duduk menatapku heran.Serentak aku langsung memeluknya."kamu kenapa sih pake acara peluk-peluk aku segala kayak orang udah lama ndak ketemu aja!",Siti heran melihat perubahanku.
"Ndak kenapa-napa aku hanya takut kehilangan sahabat seperti kamu".
"Hallah,,gombal!".
"Oya ngapain pagi-pagi udah nongol di kamarku",candaku.
"Bukannya kemarin kamu bilang kamu butuh bantuanku,memangnya kamu mau minta tolong apa?".
"O iya ya,,aku lupa,wah,,makasi ya repot-repot datang ke rumahku cuma untuk menolongku.Sebelumnya aku minta maaf,mungkin bagi kamu ini ndak penting,tapi sangat penting bagi,,".
"Bla,,bla,,bla,,bla,,to the point aja kali,,,!!!",Siti memotong pembicaraanku.
Aku pun menjelaskan keingin tahuanku tentang anaknya bu musa.Siti malah senyum-senyum mendengarkan ceritaku.Aku melihat senyum manis Siti mengatakan bahwa seolah tak ada kewajaran tentang isi hatiku yang ingin mengenal anaknya Bu Musa."Kok kamu malah senyum-senyum sendiri sih,,bukannya komentar,,!"
"Bukannya aku ndak mau komentar tapi kamunya aja ndak kasi aku kesempatan buat komentar,nyerotoooos aja sendiri dari tadi.Nih aku kasi tau ya,anaknya bu musa itu namanya Tino,dia udah kerja jadi Tentara sama kayak kakak kamu,dia tugas di jawa,dan yang paling penting kamu ndak usah banyak-berharap deh sama dia".
"Lho memengnya kenapa?",aku penasaran semoga saja jawabannya bukan karena dia sudah berkeluarga."Karena dia sudah punya istri anaknya udah tiga".jawab Siti.Serentak aku mengerutkan dahi setelah mendengar jawaban siti.Jawaban yang aku khawatirkan keluar akhirnya keluar juga.Aku sangat kecewa.Tadinya wajahku merona semangat ingin tahu namun sekarang setelah aku tahu semuanya,wajahku bagai daun putri malu yang di sentuh jemari indah.Kuncup dan layu seketika."Hey,,kenapa wajahmu cemberut gitu,jelek tau,,senyum dong!",Siti menghiburku.

         Aku mencoba melupakan sejenak wajah indah itu tapi aku tak bisa.karena wajahnya adalah cinta,cinta itu sudah melekat erat di hatiku.Menggunakan lem perekat cinta yang permanen.Tapi apa yang bisa aku perbuat jika allah tak mengizinkan aku bersamanya karena dalam suratan takdirku aku dan dia tak kan pernah bersama.
"Ya sudah mandi dulu sana nanti aku ceritain lagi",ungkap siti.
"Lho memangnya ceritanya belum selesai.sudahlah,aku ndak mau denger lanjutan ceritanya lagi".
"Beneran nih ndak mau,jangan nyesel ya"
"iya iya aku mandi,tunggu ya"

    Aku merasa lebih fresh selesai mandi,segala beban dan masalah sejenak terlupakan,apalagi aku menemukan tempat tidurku sudah rapi.Pasti siti yang merapikannya.Namun aku tak menemukan siti di kamarku."Rindu,siti sudah pulang dia titip pesan nanti sore katanya dia mau ke sini lagi".Bunda memberi tahuku dari balik tirai kamarku.

        Aku tak ingin membuang-buang waktu untuk bersedih hati.Untuk apa kita bersedih jika ada sesuatu di dunia ini yang membuat kita bahagia,untuk apa bersedih jika ada yang menyayangi kita,untuk apa bersedih jika ada hari esok yang harus kita tempuh,karena kita belum tahu bisa saja besok kita menemukan kebahagiaan dan kepuasa batin yang di berikan oleh Allah SWT.Kita harus optimis atau berfikir positif.Janganlah kita menyalahkan takdir,kita harus mensyukuri apa yang telah di berikan oleh allah SWT kepada kita.Selalu memandang ke atas itu sngatlah di benci Allah SWT,Maka pandanglah ke bawah dan fikirkan masih banyak saudara-saudari kita yang masih kekurangan namun mereka tak pernah mengeluh.Sesungguhnya jika kita memang benar-benar berusaha maka kita pasti bisa mewujudkan apa yang kita mimpi-mimpikan.Mimpi seseorang itu bermacam-macam dan tak satu.Akupun pernah mendangar seseorang yang dari keluarga yang pas-pasan,otak tak encer-encer amat secara kasarnya.Dia memiliki banyak mimipi.Lalu dia menuliskan dalam selembar kertas mimpi-mimpinya tersebut hingga berjumlah seratus mimpi.Meski banyak teman yang mentertawakannya dia tetap percaya diri(PD).Dengan berusaha dan kuasa Allah SWT satu-persatu mimpinyapun terwujud.Mendengar cerita itu siapa yang tidak terharu.Jadi untuk apa aku bersedih menyesali bahwa Orang yang aku harapkan menjadi pendamping hidupku ternyata sudah termiliki orang lain.Aku hanya bisa memberi doa semoga dia bahagia karena dia mampu menjadikan keluarganya sakinah mawaddah wa rahmah.

         Sore ini aku mau mengantarkan jahitan ke rumah Bu Sofiyan untunglah rumah Bu Sofiyan tidak jauh dari rumahku karena ban sepedaku belum di pompa.Sampai dirumah Bu Sofiyan aku melihat Tino dan Darma anak Bu Sofiyan yang juga berprofesi sebagai Tentara juga sedang berbincang-bincang di ruang tamu.Akupun mengucapkan salam dan di persilakan duduk.Tak sengaja mataku bertemu dengan mata Tino dari seberang meja.Aku sempat memperhatikan sejenak,aku merasakan hal yang berbeda dari biasa,tatapan mata Tino berbeda dengan tatapan mata waktu pertama kali bertemu dengannya.Aku tak bisa menggambarkan letak perbedaannya.mungkin inilah getaran cinta.Tapi sudah di nilai percuma karena untuk apa menyimpan rasa cinta itu lagi jika sudah ada wanita yang di cintainya telah menyimpan cinta suci untuknya. Segera aku menunduk.Aku tidak tahu apakah dia masih menatapku atau tidak.Ya Allah kenapa aku bisa grogi seperti ini.Untunglah Bu Sofiyan segera menghampiri dan menyapaku.Sampai aku kembali pulang aku tidak berani menatapnya lagi.

        Astagfirullahhaladzim,Aku hampir lupa bahwa Siti akan datang ke rumahku sore ini.Mudah-mudahan dia masih menungguku di rumah.Aku mempercepat langkah kakiku.Entak kenapa aku begitu bersemangat ingin mendengar cerita Siti.Sampai di rumah tak ada terlihat tanda-tanda keberadaan Siti di rumahku.Aku hanya melihat Bunda sedang asik membaca kitab di teras rumah."Assalamualaikum",Salamku.
"wa alaikumussalam".
"Bunda,tadi Siti ke sini ndak?".
"Ndak".
"Bukannya Siti sudah mengatakan kepada Bunda bahwa sore ini Siti akan datang ke rumah,tapi kenapa siti ndak jadi datang ya?"
"Ya bunda ndak tahu,mungkin saja dia sedang sibuk mengurus surat-surat nikahnya!"
"Surat nikah?Maksud Bunda,Siti mau nikah?!".Aku kaget setelah bunda mengatakan hal itu.
"Lho memangnya kamu ndak di kasi tau sama Siti?".
"Ndak Bunda".
Aku curiga mungkin ini yang akan di ceritakan Siti pada ku".Memangnya siti mau menikah dengan siapa Bunda?".
"Sama anaknya Bu Sofiyan itu,aduh Bunda lupa namanya".
"Darma".
"Nah iya namanya Darma,itu lho yang jadi Tentara katanya satu bataliyaon dengan anaknya Bu Musa".
Jika memang benar Siti akan menceritakan bahwa dia akan menikah padaku,mengapa tidak sedari dulu saja dia ceritakan.Sejak mengenal Siti,Siti selalu cerita langsung saat hangat-hangat apapun masalahnya.Tapi sekarang Rasanya tak mungkin Siti menceritakan hal yang basi bagiku,karena aku sudah mengetahui dari Bundaku sendiri.Tapi tidak apa-apa,ini hanyalah masalah sepele,aku yakin nanti siti akan menjelaskan semua padaku.
Sampai saat ini sudah jam sembilan malam belum ada kabar dari siti,aku mencoba menelponnya namun nomornya tidak aktif.Jika besok pagi siti tidak kunjung datang maka aku akan ke rumahnya.Sudah waktunya untuk menjalankan ibadah tidur tidak lupa aku mengambil wudlu dan membaca beberapa surat pendek dan doa tidur.Semoga aku tidak berjumpa dengan mimpi seperti malam sebelumnya.Namun aku berharap di dalam mimpi dapat berjumpa dengan pujaan hatiku Rasulullah saw.

*** *** ***

          Aku berada di tengah keramaian,sepertinya di sebuah pesta pernikahan.Dari jauh aku mellihat kedua mempelai.Aku tidak dapat melihat dengan jelas.Aku mendekat,ku perhatikan mempelai wanitanya ternyata dia adalah siti.Namun aku belum bisa melihat dengan jelas mempelai laki-lakinya.Aku semakin penasaran siapa suami yang telah menikahi Siti.Aku menghampirinya dan ternyata dia adalah Tino.Aku tidak bisa berkata-kata.Yang aku tahu dari Siti bahwa Nata sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak.Bagaimana bisa Tino menikah lagi dengan Siti.Mungkinkah ini adalah bagian dari takdir mereka.Tapi apakah mungkin bahwa Siti tidak menceritakan sebenarnya padaku,bahwa sebenarnya Tino belum pernah menikah.Bisa jadi Siti berbohong padaku karena Sitipun mencintai Tino sama sepertiku.Jika memang begitu lalu mengapa Siti melakukan ini semua kepadaku.Harusnya dia jujur padaku.

      Suara kumandang adzan subuh membangunkan tidur lelapku yang dihiasi mimpi-mimpi yang tidak aku tahu akan bertanda apa dalam hidupku.Sepertinya cinta yang aku rasakan saat ini tidak membawa kebaikan.Aku bisa melihat akhir-akhir ini aku sering alfa sholat malam dan sering berfikir yang tidak-tidak.Kini aku mulai sadar mengapa aku tidak pernah berfikir bahwa Aku masih muda belia.masih banyak mimpi-mimpiku yang belum mendapatkan izin dari Allah untuk mewujudkannya.Perjalananku masih panjang jika melihat dari sisi usiaku.Aku memang berbeda dengan temn-temanku.Aku memikirkan pernikahan sedangkan teman-teman sebayaku berlomba-lomba mengejar mimpi-mimpi mereka hingga suatu saat berharap mereka akan menjadi orang yang sukses(Amin).

        Saat aku sibuk menjahit dengan Bunda,Terdengar seperti ada motor berhenti tepat di depan rumahku.Sepertinya ada pasien jahitan lagi.Ternyata dugaanku salah Siti datang dengan wajah merah meronanya."Mengapa kemarin ndak jadi datang non?",candaku.
"Maaf sayangku,kemarin aku,,"
"Sibuk mengurus surat-surat untuk merried",Aku memotong pembicaraan Siti.
Aku mengajak Siti ke kamarku,rasanya lebih enak jika curhat-curhat di kamar dengan sahabat.Aku meminta penjelasan kepada Siti mengapa dia melakukan ini semua padaku.Akhirnya diapun menceritakan dengan wajah serius bukan wajah main-main seprti Tempo lalu."Okey sekarang aku akan mulai cerita yang sebenarnya dan aku minta maaf jika aku menunda-nunda untuk,,"
"to the poin aja kali,,",aku memotong lagi.
"Sebenernya Tino itu belum pernah menikah,Dia tiga tahun lebih dewasa dari kita,,,"

        Panjang lebar Siti menceritakan semua padaku,terlihat kali ini Siti tidak mengada-ada cerita.Aku sedikit lega setelah mengetahui bahawa Tino belum pernah menikah.Dan yang membuat aku terharu bahwa ternyata Tinopun merasakan apa yang aku rasakan.Dia jatuh cinta padaku saat pertama bertemu denganku.Hatiku yang telah kuncup kini kembali berbunga mekar.Sitipun minta maaf dan menjelaskan alasan mengapa dia tidak menceritakan padaku bahwa minggu ini dia akan menikah dengan darma.

        Di acara resepsi pernikahan siti dan darma aku sempat berpapasan dengan Tino.Lesung pipi yang menghiasi senyumnya terlihat jelas.Saat aku dan Bunda duduk sambil menikmati acara tiba-tiba Tino yang tidak lain bersama kedua orang tuanya Bu Musa dan Pak Musa datang mengahapiriku.Bunda dan kedua orang tua Tino berbincang-bincang,Ada saja yang mereka bicarakan.

          Kini Siti sudah berkeluarga dan pergi ikut dengan suaminya ke jawa karena suaminya tugas di sana.Aku tidak akan bertemu setiap hari lagi dengan Siti.Mungkin setahun sekali baru bisa bertemu kembali.Semoga allah mengizinkan.Seperti biasa setiap sore sehabis asar aku pergi belajar dan mengajar mengaji di masjid.Usai mengajarku tajwid Bu Musa membisikkanku."Rindu,Ibu mau minta tolong sesuatu sama kamu.setelah selesai mengaji nanti kamu jangan pulang dulu ya!"."O iya Bu".
Bu musa menunggu sampai semua muridnya pulang.Aku dan Bu Musa masih di dalam masjid."Ibu mau minta tolong apa,apa ada pakaian Ibu yang bisa saya jahitkan?",Tanyaku.
"Bukan masalah jahitan,tapi ini masalah hubungan kekeluargaan,Siti sudah menceritakan semua tentang perasaan kamu kepada Tino,dan sesungguhnya Tinopun pernah cerita kepada Kami berdua selaku orang tuanya bahwa Tino ingin menghibbah nak Rindu.Kami tidak memaksa nak Rindu menjawab sekarang.Mau atau tidaknya nak Rindu semoga menjadi yang terbaik untuk kita semua".
Subhaanallah aku tidak bisa berkata-kata,hanya menundukkan kepala yang bisa aku lakukan.Perlahan aku menarik nafas dan mencoba menenangkan diri.Berusaha bisa menjawab dengan benar apa yang harus aku katakan kepada orang tua dari pangeran yang aku cintai."Baiklah saya akan fikirkan dan meminta restu Ibunda terlebih dahulu.Secepatnya akan saya kabarkan.Seperti ucapan Ibu apapun jawabannya semoga menjadi yang terbaik untuk kita semua".
"Sholat lima waktu Ibu selalu di masjid ini,jadi datanglah di saat-saat itu jika kamu telah menemukan jawabannya",Bu Musa menyarankanku.

          Sesungguhnya ingin sekali aku meng-iya-kan bahwa aku bersedia.Tapi aku harus menceritakan kepada Bunda terlebih dahulu.Tak sabaran hatiku ingin cepat-cepat sampai di rumah.Sesampai di rumah aku menceritakan semuanya kepada Bunda, Bundapun menyimak dengan santai dan senyum-senyum membuatku bingung."Aku cerita mengapa Bunda malah senyum-senyum,apa ada yang lucu?",tanyaku.
"Sebenernya Pak Musa dan Tino baru saja pergi dari sini,Mereka datang untuk melamar kamu",Jawab Bunda santai.
"Terus Bunda jawab apa?"tanyak ingin tahu.
"ya sama kayak kamu,Bunda tunggu persetujuan dari kamu".
"Aku setuju Bunda,kalo Bunda gimana?".
"Jika itu mamang yang terbaik dan membuatmu bahagia maka lakukanlah,karena Bunda ingin melihat kamu bahagia".
Bunda mengusap air mataku dengan jemari indahnya,Segera aku mencium tangan Bunda dan memeluknya.Aku harus menceritakan ini semua kepada kak Danu karena dialah yang pantas menjadi Wali dalam pernikahanku nanti.

             Hari ini semua jahitan sudah aku selesaikan bersama Bunda.Jadi tak ada kesibukanku pagi ini.Sengaja aku membersihkan tempat tidur Bunda.Sepertinya kasur Bunda harus di jemur karena sudah berdebu tebal pikirku.Saat mengangkat kasur aku melihat banyak amplop surat di bawah kasur.Hatiku bertanya ini surat dari siapa dan untuk siapa,mengapa Bisa berada di bawah kasur Bunda.Apa Bunda merahasiakan sesuatu dariku.Ku baca satu persatu akhirnya aku mengeti sebenarnya Bunda tahu Ayah dimana.Lalu Bunda mempunyai alasan apa sampai beliau tidak pernah menceritakanku.Aku harus meminta penjelasan Bunda."Surat yang kamu temukan ini adalah surat yang dikirim ayahmu saat kamu belum lahir kamu masih dalam kandungan Bunda.Surat ini masih terlihat baru karena ibu menyimpannya dengan bagus.Bunda masih menyimpannya hingga sekarang karena Bunda sangat mencintai Ayahmu dan Bunda sangat berharap Ayahmu suatu saat dapat kembali berkumpul bersama-sama lagi dengan kita.Bunda bersyukur Memiliki anak sepertimu karena selama ini Bunda tidak pernah mendengarmu mengatakan bahwa kamu membenci ayahmu melainkan kamu sangat merindukannya".Bunda menjelaskan semuanya padaku hingga meneteskan air matanya.Bunda maafkan aku jika aku membuatmu bersedih.

            Dua minggu lagi aku akan menikah dengan Tino.Aku berharap Ayah hadir di hari pernikahanku nanti.Tino masih di Jawa menjalankan tugasnya sebagai prajurit sambil mengurus surat-surat agar aku bisa menjadi istri prajurit(PERSIT).Aku merancang sendiri kebaya pengantin yang akan aku kenakan di hari pernikahan.Tiga hari sebelum pernikahan kak danu beserta anak istrinya sudah datang.Undangan sudah tersebar,Kebaya pengantin sudah jadi,Lokasi dan dekorasi sudah beres,Dan segala persiapan lainnya telah terpenuhi.Besok adalah hari di mana aku akan menjadi ratu sehari.Sampai saat ini aku belum bertemu dengan calon suamiku Tino,terakhir melihatnya waktu aku mengantarkan jahitan ke rumah Bu Sofiyan.Aku rindu ingin melihat lesung pipinya.

          Bulan nampaknya tersenyum menerangi halaman rumahku malam ini.Di mana banyak anak-anak yang berkejaran dan tetengga-tetangga yang datang berkunjung ke rumahku.Kini waktunya beristirahat tinggal menunggu hari esok semoga berjalan dengan lancar.Baru saja aku akan terlelap tiba-tiba seperti suara orang mengetuk pintu dan mengucap salam.Aku kembali membuka mata dan segera membangunkan Bunda dan Kak Danu.Kak Danu segera membukakan pintu.Namun aku masih diam di dalam kamar bersama Bunda."Ayah,,",AKu mendengar suara Kak Danu memanggil kata "Ayah" apakah orang itu adalah Ayahku.Bunda segera keluar dari kamar untuk memastikan.Segera aku memasang jilbab dan ikut keluar.Bunda menangis sambil memeluk laki-laki paruh baya itu.Itukah Ayah yang selama ini aku rindukan dan selalu berharap dapat melihanya meski hanya dalam mimpi."Rindu,ini Ayah kamu nak".kata Bunda sambil terisak-isak."Ayah"Akupun memeluk Ayah,ini pertama kalinya Ayah memelukku sekaligus mengusap air mataku.Ternyata selama ini Ayahpun sangat mencintai Bunda seperti Bunda mencintai Ayah.Ayah tidak pernah mempunyai niat untuk meninggakan Bunda.Ayah tidak pernah ada kabar karena beliau di tuduh rekannya Membunuh seseorang hingga beliau harus mendekam di penjara.Syukur kepada Allah SWT yang kini telah mempersatukan keluargaku kembali.

           Akhirnya doaku terkabul Ayah hadir di pernikahanku bahkan menjadi wali dalam nikahku.Ku pandangi terus foto di mana aku mengenakan kebaya pengantin. tanganku di pegang erat oleh suamiku Tino.Aku dan Tino berada di tengah-tengah Ayah dan Bunda,Kak Danu dan Kakak Ipar beserta Anaknya,Bu Musa dan Pak Musa yang sekarang telah menjadi Mertuaku.Sahabatku Sitipun juga hadir.Semoga aku dan sahabatku Siti tidak akan pernah terpisahkan sampai ajal menjemput,begitu juga dengan keluargaku dengan keluarga Tino.Semoga pernikahanku dengan Tino adalah pernikahan yang pertama dan terakhir.Terimakasih tuhanku Robby.
* TAMAT *
*** *** ***

Terimakasih kepada Allah SWT tuhan yang maha esa.Akhirnya cerpen ini terselesaikan juga dalam waktu kurang dari dua minggu.Meskipun cerpen ini belum bisa sesempurna mungkin semoga dengan rajin mengasah menulis akan sempurna sesuai harapan.

Selasa, 22 Mei 2012

KISAH CINTAKU

Sebelumnya aku pernah kenal dengan pria,
tapi mungkin karena Allah SWT merencanakan sesuatu hal yang lain yang lebih baik dan lebih indah dari pria itu untukku,
akhirnya aku mengenal Adjie.
Sesosok makhluk Allah yang manis,polos,disiplin,sopan, dan berwibawa.
disamping kanan ini foto aku sama Adjie


Aku tidak menyangka saat pertama berjumpa yang tidakpun aku sengaja,
diam-diam aku memperhatikannya.
Dia sungguh indah.

Tak lupa kami berkenalan.
Amel,keponakanku yang memperkenalkan aku dengan Adjie.
Karena kebetulan waktu itu Amel sedang dekat dengan Bambang yang juga satu Leting dengan Adjie.
disamping kiri ini foto  bambang sama Amel.


Dua hari kemudian,ada SMS masuk di HP ku,dan ternyata itu Adjie.
Sampai sekarang SMS pertama hingga hari dimana kami Jadian masih Tersimpan di E63 ku.
Rencananya akan aku tunjukkan SMS-SMS itu nanti ke anak cucuku. ^_^

Aku tak pernah merasa jenuh saat menanti kedatangannya di setiap sabtu malam.
Rasa rinduku padanya semakin menggebu saja.
Mungkin karena kami bertemu hanya sekali seminggu saja.
Karena dia tugas di luar kota.

Alhamdulillah,
Keluargaku setuju jika aku dengan dia,
begitupun juga dengan keluarganya.
Tahun lalu kami berkenalan di bulan Juni,
Semoga apa yang kami harapkan terwujud dan cepat terlaksana.
Semoga Allah meridhoi kami untuk menjadi sepasang kekasih yang sah dan halal.
Semoga Allah memberi kelancaran nanti.
Amin...^_^

Kamis, 15 Desember 2011

Curahan Hati.......Utk Adam yG ku ciNtai

Kumencintaimu
Namun tak mampu
Ku suguhkan
Selembah kretaria
Sebuah hatimu
Tuk yakinkan hatiku
Hatimu memilih hatiku

Keyakinan hati
Sungguh tak ternilai
Kecuali dgn kasih
Nan tulus

Mampukan sebuah hati
milik Adam
Mnerima selembah kekurangan
Yg tuhan beri padaku..

Harapku
Smoga hatimu
Yg mncintaiku
Skrg dan slamanya
Tulus kekal abadi
Selamanya...

Kamis, 17 November 2011

Mode MIRING,,,!


 untuk pertama kalinya aneh-anehin cara brjilbab,,,ini model miring, terinspirasi karena liat-liat tutorial hijab di internet,temen-temen pada comen,biarkan saja pikirku mereka belum tau mode aja,,hehehe ^_^

Rabu, 16 November 2011

Karena Aku Mencintaimu

Dalam keheningan
Saat di antara kita ada tutur kata
Kau sebut sebuah nama
Yang pernah hadir di masa lalumu
Dan bukanlah namaku

Sadarkah kamu
Sesungguhnya Detik ini
Akulah kekasihmu
Kau selalu sebut-sebut kelebihannya di hadapanku

Kelebihannya adalah kekuranganku
Membuatku semakin tak berarti di matamu
Meski terus selalu kau sanjung dan puji aku
Namun kau juga lebih membanggakan dirinya
Namun inilah aku apa adanya
Yang kan selalu berusaha menjadi yang terbaik buatmu
Karena aku mencintaimu